Bengkalis, Riau // krimsusnewstv.id – 24 Agustus 2025 — Sebuah insiden memprihatinkan kembali terjadi di area kantor kebun PT MMJ, Rupat, Kabupaten Bengkalis. Peristiwa bermula ketika sejumlah buruh harian lepas (BHL) yang bekerja di proyek bangunan perumahan kebun Divisi 13 berkumpul seusai kerja. Mereka bernyanyi karaoke untuk melepas lelah, ditemani minuman tradisional tuak suling Nias. Meski beberapa di antaranya diduga sedikit mabuk, situasi awalnya berjalan tertib tanpa keributan. Selasa (26/08/2025)
Ketegangan muncul ketika seorang mandor pemborong datang dan melontarkan kata-kata kasar kepada para pekerja. Saat ditanya alasan kemarahannya, ia menjawab hanya “disuruh mandor kebun.” Ucapan tersebut memicu adu mulut. Kesalahpahaman diperparah dugaan pengaruh alkohol, hingga salah seorang buruh menunjuk wajah mandor. Gerakan spontan itu dianggap sebagai ancaman, sehingga mandor reflek menangkis. Namun, tidak terjadi pemukulan dan keributan berhasil dilerai.
Situasi memanas setelah mandor menghubungi BKO Brimob dan satpam perusahaan. Dua BHL yang terlibat cekcok kemudian dijemput ke kantor kebun. Berdasarkan keterangan saksi dan korban, di lokasi tersebut terjadi tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum BKO Brimob bersama satpam.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kedua pekerja mengaku mengalami pemukulan selama kurang lebih dua jam. Bentuk kekerasan yang dilaporkan termasuk ditendang, ditinju, ditampar, hingga disiksa di bagian tubuh yang tidak meninggalkan bekas luka luar. Meski demikian, mereka mengalami memar di wajah, telinga, serta nyeri di leher dan sejumlah bagian tubuh lain.
“Ini bukan kejadian pertama. Sudah sering ada pemukulan terhadap pekerja oleh BKO Brimob. Kami trauma,” ungkap salah satu korban yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan besar terkait pola pengamanan dan penanganan perselisihan di area perkebunan, serta dugaan pelanggaran HAM akibat kekerasan aparat terhadap pekerja. Pihak perusahaan maupun kepolisian diharapkan memberikan klarifikasi terbuka dan langkah tegas agar kejadian serupa tidak terulang.
Kasus ini menyoroti dua persoalan penting: peredaran minuman keras di lingkungan kerja serta dugaan penggunaan kekerasan berlebihan oleh aparat terhadap buruh. Lembaga terkait dan penegak hukum didesak mengusut tuntas dan menegakkan keadilan bagi para korban.
Penulis : PENIUS BLL
Editor : Redaksi